Senin, 27 Juli 2015

Pilkada Surabaya : Koalisi Majapahit Keroyok Risma

Enam partai politik resmi membentuk Koalisi Majapahit untuk menghadapi pemilihan wali kota Surabaya pada Desember 2015. Nama Majapahit dipakai mengacu pada tempat pendeklarasian koalisi, yakni Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, Surabaya. Alasan membentuk koalisi ialah untuk mengimbangi pasangan Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana yang hampir pasti bakal kembali diusung PDI Perjuangan. 

Enam partai politik yang bakal mengeroyok Risma ialah Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat. Koalisi menganggap pasangan inkumben Tri Risma-Wisnu bukan malaikat yang tidak bisa dikalahkan. “Risma itu bukan malaikat, jadi tidak menutup kemungkinan bisa dikalahkan,” kata Syamsul Arifin dari PKB, Senin, 29 Juni 2015. 

Ketua PKB Kota Surabaya itu menilai prestasi Risma selama lima tahun menjabat wali kota sebenarnya biasa-biasa saja dan tidak ada suatu hal yang istimewa buat Surabaya. “Penghargaan-penghargaan tingkat internasional yang didapat Risma selama ini bukan dari prestasinya, tapi sengaja dibuat-buat untuk mendongkrak popularitasnya,” kata dia. Selain itu, fenomena pemilihan kepala daerah di beberapa tempat, akhir-akhir ini menunjukkan gejala banyak calon inkumben yang kalah, sehingga tidak menutup kemungkinan juga di Surabaya akan mengalami hal yang sama. “Bahkan kami yakin di tahun 2015 ini Wali Kota Surabaya bukan perempuan lagi, tapi laki-laki,” ujarnya. Ketua PAN Surabaya M. 

Surat menambahkan, Koalisi Majapahit ini bukan dibentuk secara tiba-tiba, tapi sudah saling menjalin komunikasi politik sejak enam bulan lalu. Enam partai politik itu menyatukan pandangan dan visi-misi untuk kebaikan dan kesejahteraan Kota Surabaya. “Banyak yang bilang PAN tidak mungkin bergabung dengan partai koalisi, namun nyatanya kami berdiri di sini untuk mendukung sepenuhnya koalisi ini,” kata Surat. 

Pelaksana tugas Partai Golkar Surabaya, Mohammad Alyas, menuturkan enam partai yang berkoalisi tersebut membawa misi rahmatan lil alamin atau rahmat untuk alam semesta. “Sehingga diharapkan menjadikan Kota Surabaya menjadi lebih baik, lebih teduh, lebih nyaman, dan dapat memberikan kesejahteraan bagi siapa pun,” katanya.

Koalisi Majapahit, Siap Lawan Risma di Pilkada Surabaya

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memastikan akan melawan Tri Rismaharini dalam Pilkada Surabaya yang akan berlangsung 9 Desember 2015. Tri Rismaharini yang berduet dengan Wisnu Sakti Buana akan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Kekhawatiran kalau Bu Risma enggak ada yang melawan karena tidak ada calon lain yang maju. 

Ini kita pastikan PKB maju berkompetisi dengan Risma," kata Ketua Bapilu PKB Bambang Susanto di kediaman Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jakarta, Minggu (26/7/2015). PKB bergabung dengan Koalisi Majapahit di Pilkada Surabaya. Keenam partai anggota koalisi Majapahit adalah, Partai Gerindra (5 kursi), Partai Demokrat (6 kursi), Partai Kebangkitan Bangsa (5 kursi), Partai Golkar (4 kursi), Partai Amanat Nasional (4 kursi), dan Partai Keadilan Sejahtera (5 kursi). 

Koalisi Majapahit dibangun sebagai penyeimbang kekuatan politik di Surabaya yang saat ini masih didominasi Risma dan PDIP sebagai partai pengusung. Nama Majapahit dipakai karena dianggap menyimpan makna filosofi perjuangan yang sangat tinggi. "Kita paham konstalasi di Jatim, popularitas dan ketokohan Bu Risma, sangat kuat," tuturnya. Ia mengungkapkan Pilkada Surabaya harus berlangsung. Sedangkan KPU menegaskan Pilkada tak bisa dijalankan bila hanya ada satu calon di wilayah tersebut. "Kalau semua bergabung ke Bu Risma, siapa yang melawan. 

Harus ada pemilu. Kelangsungan Pilkada harus tetap berlanjut," ujarnya. PKB, kata Bambang, konsisten menyukseskan Pilkada serentak sehingga partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu tetap berkomunikasi dengan partai lainnya. "Ada anggapan main mata dengan pasangan bila calon tunggal kita pastikan koalisi, kuat," ujarnya. Hingga kini, kata Bambang, komunikasi dengan partai lain terus dilakukan untuk mendapatkan nama yang akan diusung melawan Rismaharini. "Ini sedang seleksi akhir. Kami memastikan siap melawan Bu Risma, optimis," tuturnya.